Sunday, July 24, 2016

Kisah Mukjizat Nabi Ibrahim as

MUKJIZAT NABI IBRAHIM

Nabi Ibrahim adalah seorang cerdas dan ahli logika serta strategi yang ulung. Ia ingin berdialog dengan Raja Namrud di hadapan orang banyak. Caranya? Ia hancurkan lebih dahulu berhala-berhala yang menjadi sesembahan Raja Namrud dan rakyatnya. Hal itu ia lakukan ketika sang Raja dan semua rakyat sedang berpesta hari raya dengan berburu di tengah hutan. Di saat rumah penyembahan berhala kosong maka Ibrahim masuk membawa kapak. Berhala-berhala kecil dan sedang dihancurkannya, lalu kapak yang dibawanya itu diletakkan di leher berhala yang paling besar.

Raja Namrud dan pengikutnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira. Mereka akan mengadakan pesta pora sambil menyembah berhala di ruang pemujaan. Namun, betapa terkejut mereka saat melihat berhala-berhala itu telah cerai berai.

“Kurang ajar, siapa yang berani menghancurkan berhala kita?” Raja Namrud meluapkan amarahnya.

Tidak seorang pun menjawab. Namun ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alasan perutnya sakit.

“Tangkap dia dan bawa ke hadapanku!” perintah Raja Namrud.

Ibrahim kemudian ditangkap, dalihnya karena hanya ia seorang yang tidak ikut keluar kota untuk berburu hewan. Pastilah ia yang melakukan penghancurkan ini.

Ia dibawa ke hadapan Raja Namrud, disaksikan rakyat banyak ia diinterogasi. Ibrahim tersenyum, memang ialah yang diharapnya.

Bertanya Raja Namrud, “Apakah kamu yang menghancurkan berhala-berhala itu?”

“Bukan!” jawab Ibrahim.

“Ibrahim!” sergah Raja Namrud. “cukup banyak bukti yang menunjukkan kaulah pelakunya. Tak usah mungkir!”

“Bukan aku pelakunya!” jawab Ibrahim untuk memancing emosi Raja Namrud. Ia ingin mengajak dialog raja itu.

“Baiklah Raja Namrud,” kata Ibrahim. “Saya punya pikiran, kamu juga punya pikiran. Kalau mau mencari siapa pelaku penghancuran berhala-berhala itu maka tanyakanlah kepada berhala yang paling besar itu. Bukankah kapak itu menggantung di lehernya. Berarti berhala paling besar itulah pelakunya.

Raja Namrud berang mendengar ucapan itu, “Hai Ibrahim, kau sungguh bodoh? Dimana otakmu? Masa patung seperti itu akan saya ajak bicara mana mungkin dia bisa bicara? Kau jangan mengada-ada!”

“Hai Raja Namrud!” kata Ibrahim dengan lantangnya. “Siapa sebenarnya yang bodoh. Mengapa patung yang tak dapat bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus disembah. Mengapa patung dan berhala yang tak dapat melindungi dirinya itu kalian puja-puja, bukankah ini kebodohan yang teramat sangat?”

Raja Namrud dan pengikutnya terdiam mendengar jawaban Ibrahim itu. Sebagian masyarakat yang akalnya sehat membenarkan ucapan NabiIbrahim itu, namun mana berani mereka angkat bicara. Sementara Raja Namrud dan pengikutnya tak dapat membantah. Hanya amarah yang timbul di hatinya. Dan langsung Raja Namrud memerintahkan Ibrahim untuk ditangkap dan diikat.

“Apa hukuman yang pantas dijatuhkan untuknya?” tanya Raja Namrud kepada para penasihatnya.

“Bakar, bakar saja dia sampai mati!” jawab para penasihat kerajaan.

Kayu-kayu segera dikumpulkan. Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudia dibakarlah ia hingga kayu yang bertumpuk-tumpuk itu habis.


Raja Namrud dan rakyatnya mengira Ibrahim akan hangus menjadi abu. Namun setelah api itu padam Ibrahim masih segar bugar. Itulah mukjizat Nabi Ibrahim. Tak mempan dibakar.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, tinggalkan komentar yaa