MUKJIZAT NABI IBRAHIM
Nabi
Ibrahim adalah seorang cerdas dan ahli logika serta strategi yang ulung. Ia
ingin berdialog dengan Raja Namrud di hadapan orang banyak. Caranya? Ia
hancurkan lebih dahulu berhala-berhala yang menjadi sesembahan Raja Namrud dan rakyatnya.
Hal itu ia lakukan ketika sang Raja dan semua rakyat sedang berpesta hari raya
dengan berburu di tengah hutan. Di saat rumah penyembahan berhala kosong maka
Ibrahim masuk membawa kapak. Berhala-berhala kecil dan sedang dihancurkannya,
lalu kapak yang dibawanya itu diletakkan di leher berhala yang paling besar.
Raja
Namrud dan pengikutnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira. Mereka akan
mengadakan pesta pora sambil menyembah berhala di ruang pemujaan. Namun, betapa
terkejut mereka saat melihat berhala-berhala itu telah cerai berai.
“Kurang
ajar, siapa yang berani menghancurkan berhala kita?” Raja Namrud meluapkan
amarahnya.
Tidak
seorang pun menjawab. Namun ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim
saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alasan perutnya sakit.
“Tangkap
dia dan bawa ke hadapanku!” perintah Raja Namrud.
Ibrahim
kemudian ditangkap, dalihnya karena hanya ia seorang yang tidak ikut keluar
kota untuk berburu hewan. Pastilah ia yang melakukan penghancurkan ini.
Ia
dibawa ke hadapan Raja Namrud, disaksikan rakyat banyak ia diinterogasi.
Ibrahim tersenyum, memang ialah yang diharapnya.
Bertanya
Raja Namrud, “Apakah kamu yang menghancurkan berhala-berhala itu?”
“Bukan!”
jawab Ibrahim.
“Ibrahim!”
sergah Raja Namrud. “cukup banyak bukti yang menunjukkan kaulah pelakunya. Tak
usah mungkir!”
“Bukan
aku pelakunya!” jawab Ibrahim untuk memancing emosi Raja Namrud. Ia ingin
mengajak dialog raja itu.
“Baiklah
Raja Namrud,” kata Ibrahim. “Saya punya pikiran, kamu juga punya pikiran. Kalau
mau mencari siapa pelaku penghancuran berhala-berhala itu maka tanyakanlah
kepada berhala yang paling besar itu. Bukankah kapak itu menggantung di
lehernya. Berarti berhala paling besar itulah pelakunya.
Raja
Namrud berang mendengar ucapan itu, “Hai Ibrahim, kau sungguh bodoh? Dimana
otakmu? Masa patung seperti itu akan saya ajak bicara mana mungkin dia bisa
bicara? Kau jangan mengada-ada!”
“Hai
Raja Namrud!” kata Ibrahim dengan lantangnya. “Siapa sebenarnya yang bodoh.
Mengapa patung yang tak dapat bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus
disembah. Mengapa patung dan berhala yang tak dapat melindungi dirinya itu
kalian puja-puja, bukankah ini kebodohan yang teramat sangat?”
Raja
Namrud dan pengikutnya terdiam mendengar jawaban Ibrahim itu. Sebagian
masyarakat yang akalnya sehat membenarkan ucapan NabiIbrahim itu, namun mana
berani mereka angkat bicara. Sementara Raja Namrud dan pengikutnya tak dapat
membantah. Hanya amarah yang timbul di hatinya. Dan langsung Raja Namrud memerintahkan
Ibrahim untuk ditangkap dan diikat.
“Apa
hukuman yang pantas dijatuhkan untuknya?” tanya Raja Namrud kepada para
penasihatnya.
“Bakar,
bakar saja dia sampai mati!” jawab para penasihat kerajaan.
Kayu-kayu
segera dikumpulkan. Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudia
dibakarlah ia hingga kayu yang bertumpuk-tumpuk itu habis.
Raja
Namrud dan rakyatnya mengira Ibrahim akan hangus menjadi abu. Namun setelah api
itu padam Ibrahim masih segar bugar. Itulah mukjizat Nabi Ibrahim. Tak mempan
dibakar.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, tinggalkan komentar yaa