Tuesday, October 28, 2014

Unsur-unsur Pembentuk Seni Teater - Materi Seni Teater Kelas X




Ingin dapatkan materi dalam bentuk file?
Klik disini 
Ingin dapatkan materi dalam bentuk e-book?
Klik disini 
 
Unsur-unsur Pembentuk Seni Teater

A.      Naskah Cerita dan Skenario
Salah satu ciri teater modern adalah digunakannya naskah cerita yang merupakan bentuk tertulis dari cerita drama yang baru akan menjadi karya teater setelah divisualisasikan ke dalam pementasan.
Naskah cerita pada dasarnya adalah karya sastra dengan media bahasa kata. Mementaskan drama berdasarkan naskah cerita berarti memindahkan karya sastra dari media bahasa kata ke media bahasa pentas (skenario). Dalam visualisasi tersebut karya sastra kemudian berubah esensinya menjadi karya teater. Pada saat transformasi inilah karya sastra bersinggungan dengan komponen-komponen teater,  yaitu sutradara, pemain, dan tata artistik.
Naskah lakon (skenario) sebagaimana karya sastra lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas, yaitu tema, plot, setting tokoh, dan amanat. Tema (premis, central idea, goal) merupakan rumusan sasaran yang hendak dicapai oleh seorang penulis naskah lakon.

1.     Tema
Tema dalam naskah cerita/skenario, ada yang secara jelas dituliskan (terkonsep), ada juga yang hanya tersirat, maksudnya tema akan dapat diketahui setelah membaca isi keseluruhan naskah.
Perumusan tema sebuah naskah cerita/skenario bisa bersifat tunggal (hanya satu tema) dan bisa juga lebih dari satu tema. Tema dalam sebuah penampilan drama dapat diketahui dengan cara/melalui : konsep tema yang sudah tertera dalam naskah cerita/skenario; membaca keseluruhan jalan cerita (membaca naskah cerita); pesan-pesan yang diucapkan tokoh cerita (pemain drama) melalui dialog; perbuatan/lakon yang ditunjukkan oleh tokoh cerita.
2.     Plot (Alur)
Plot (alur/kerangka cerita) mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena ini berhubungan dengan pola pengadeganan dalam seni teater dan merupakan dasar struktur irama keseluruhan permainan. Plot dapat dibagi berdasarkan babak dan adegan atau berlangsung terus tanpa pembagian. Jadi plot merupakan susunan peristiwa lakon yang terjadi di atas panggung.
Pembagian plot dapat dibagi dalam lima tahapan/peristiwa, yaitu :
·        Eksposisi, adalah saat memperkenalkan dan membeberkan materi-materi yang relevan atau memberi informasi pada penonton tentang masalah yang dialami atau konflik yang terjadi dalam diri karakter-karakter yang ada di lakon.
·        Aksi pendorong adalah saat memperkenalkan sumber konflik diantara karakter-karakter atau di dalam diri seorang karakter. Bagian ini disebut tahap protoasis, yaitu tahap permulaan yang ditandai dengan munculnya insiden awal yang merupakan sumber konflik.
·        Krisis adalah penjelasan yang terperinci dari perjuangan karakter-karakter atau satu karakter untuk mengatasi konflik. Tahap ini disebut epitasio, yang mana permasalahan sudah mulai semakin rumit dan datang bertubi-tubi. Pada tahap ini terjadi penanjakan (rising action) sebagai tindak lanjut dari insiden awal. Upaya mengatasi berbagai konflik sudah dilakukan berkali-kali, namun belum membuahkan hasil.
·        Klimaks adalah proses identifikasi atau proses pengusiran dari rasa tertekan melalui perbuatan yang mungkin saja sifatnya jahat, atau argumentative atau melalui cara-cara lain. Tahap ini disebut catastasis, yaitu tahap puncak dari sebuah ketegangan. Pada tahap inilah berbagai konflik mencapai klimaks. Semua pelakon cerita seolah-olah menemui jalan buntu, tidak bisa berbuat apa-apa.
·        Resolusi adalah proses penempatan kembali kepada suasana baru. Bagian ini merupakan kejadian akhir dari lakon dan terkadang memberikan jawaban atas segala persoalan dan konflik-konflik yang terjadi. Pada bagian ini disebut tahap catastrophe, yaitu tahap akhir/penyelesaian dari berbagai konflik. Pada tahap ini jalan keluar sudah mulai terbuka yang sampai akhirnya segala permasalahan dapat diatasi.
3.     Setting
Setting (pengaturan) dalam naskah drama/skenario berhubungan dengan:
a.      Setting tempat, yaitu penentuan tempat (lokasi) terjadinya peristiwa lakon (di rumah, di pasar, di hutan, dsb).
b.     Setting waktu, yaitu kapan peristiwa itu terjadi.
c.      Setting latar peristiwa, yaitu apa yang melatarbelakangi peristiwa itu terjadi. Latar peristiwa ini bisa berupa peristiwa/kisah nyata maupun rekayasa penulis naskah.

4.     Penokohan
Penokohan (menentukan tokoh cerita) merupakan sebuah upaya untuk membedakan peran satu dengan peran yang lain. Perbedaan-perbedaan peran ini diharapkan akan diidentifikasikan oleh penonton. Jika proses identifikasi ini berhasil, maka perasaan penonton akan merasa terwakili oleh perasaan peran yang diidentifikasikan tersebut. Peran merupakan sarana utama  dalam sebuah lakon, sebab dengan adanya peran maka timbul konflik.
Konflik dapat dikembangkan oleh penulis lakon melalui ucapan dan tingkah laku peran. Dalam teater, peran dapat dibagi-bagi sesuai dengan motivasi-motivasi yang diberikan oleh penulis lakon. Motivasi-motivasi peran inilah yang dapat melahirkan suatu perbuatan peran.
Macam-macam peran:
a.      Peran Utama
Peran utama yaitu peran yang menjadi pusat perhatian penonton dalam suatu kisah.
b.     Peran Pembantu
Peran pembantu yaitu peran yang tidak menjadi pusat perhatian.
c.      Peran Tambahan/Figuran
Figuran yaitu peran yang  diciptakan untuk memperkuat gambar suasana

5.     Amanat

Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam sebuah pementasan drama yang dapat diperoleh oleh penonton.

B.       Sutradara

Di Indonesia penanggung jawab proses transformasi naskah lakon ke bentuk pemanggungan adalah sutradara yang merupakan pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater.
Sebagai pimpinan, sutradara selain bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses terciptanya pementasan juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat atau penonton. Meskipun dalam tugasnya seorang sutradara dibantu oleh stafnya (asisten sutradara) dalam menyelesaikan tugas-tugasnya tetapi sutradara tetap merupakan penanggung jawab utama. Untuk itu sutradara dituntut mempunyai pengetahuan yang luas agar mampu mengarahkan pemain untuk mencapai kreativitas maksimal dan dapat mengatasi kendala teknis yang timbul. Sebagai seorang pemimpin, sutradara harus mempunyai pedoman yang pasti sehingga bisa mengatasi kesulitan yang timbul.
Menurut Harymawan (1993), ada beberapa tipe sutradara dalam menjalankan tugasnya, yaitu:
·        Sutradara konseptor. Ia menentukan pokok penafsiran dan menyampaikan konsep penafsirannya kepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatif. Tetapi masih terikat kepada pokok penafsiran tersebut.
·        Sutradara diktator. Ia mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada konsep penafsiran dua arah, ia mendambakan seni sebagai dirinya, sementara pemain dibentuk menjadi robot-robot yang seolah buta tuli.
·        Sutradara koordinator. Ia menempatkan diri sebagai pengarah atau polisi lalu-lintas yang  mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya.
·        Sutradara paternalis. Ia bertindak sebagai guru atau suhu yang tak tertandingkan dan tidak bisa dibantah. Teater disamakannya dengan padepokan, sehingga pemain adalah laksana murid yang harus setia kepada gurunya (sutradara).

C.      Pemain

Untuk mentransformasikan naskah di atas panggung dibutuhkan pemain yang mampu menghidupkan tokoh cerita dalam naskah lakon menjadi sosok yang seolah nyata. Pemain adalah alat untuk memeragakan tokoh, namun bukan sekedar alat yang harus tunduk kepada naskah. Pemain mempunyai wewenang membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar bisa merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup, pemain dituntut menguasai aspek-aspek pemeranan yang dilatihkan secara khusus, yaitu jasmani (tubuh/fisik), rohani (jiwa/emosi), dan intelektual.
Memindahkan naskah lakon ke dalam panggung melalui media pemain tidak sesederhana mengucapkan kata-kata yang ada dalam naskah lakon atau sekedar memperagakan keinginan penulis naskah cerita. Seorang pemain dituntut harus mempu menghidupkan bahasa kata (tulis) menjadi bahasa pentas (lisan). Ia juga harus mampu memainkan peran dengan baik sesuai dengan karakter tokoh yang tertulis dalam naskah melalui arahan dari sutradara.

D.     Penonton

Tujuan akhir dari suatu pementasan lakon adalah penonton. Respon penonton atas lakon akan menjadi suatu hal yang menentukan keberhasilan sebuah pementasan.
Kedudukan penonton dalam pementasan teater sangatlah penting karena tanpa penonton, maka lakon drama yang dipentaskan akan menjadi tak berarti. Kenapa demikian? Karena penonton merupakan penyantap utama sajian teater. Sebuah sajian, betapapun bagusnya, betapapun menariknya, tanpa ada yang sudi menyantapnya, maka sajian tersebut menjadi sia-sia (tidak bermanfaat). Oleh karena itu, keberadaan penonton dalam pementasan teater perlu diperhatikan dan diperhitungkan secara cermat. Untuk itu di dalam melakukan pementasan drama hendaknya diperhatikan/dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1.     Sajian drama hendaknya bersifat spektakuler (hal-hal baru, sebuah gejolak yang trend di masyarakat)
2.     Cerita yang disajikan aktual dan berhubungan dengan masalah manusia dan kemanusiaan (kehidupan sehari-hari)
3.     Cerita dan bentuk penyajiannya disesuaikan dengan kemampuan daya serap masyarakat sehingga mereka dapat memahami dan memetik nilai-nilai yang terkandung dalam pementasan tersebut.

E.       Properti

Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan drama atau film. Contohnya: kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain-lain.


F.       Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan mendukung pementasan teater, antara lain:
1.     Tata Rias
Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih meyakinkan.
2.     Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya: pakaian sekolah lain dengan pakaian harian.
3.     Tata Lampu
Tata lampu adalah pencahayaan di panggung.
4.     Tata Suara
Tata suara adalah pengaturan pengeras suara.
5.     Tata Pentas/Panggung
Tata pentas adalah setting, komposisi properti agar efektif mendukung pentas.


No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, tinggalkan komentar yaa