Sunday, April 11, 2021

Beta karoten sebagai Antioksidan Tubuh

Beta karoten merupakan suatu provitamin A. Provitamin adalah bentuk tidak aktif dari vitamin yang tidak bisa digunakan tubuh sebelum dikonversi menjadi bentuk aktifnya. Oleh tubuh beta karoten akan dikonversi menjadi retinol (nama lain vitamin A dalam bentuk aktif). Beta karoten tergolong dalam karotenoid, yaitu pigmen yang menjadi dasar warna merah, oranye dan kuning pada berbagai buah dan sayur. Ada 6 jenis karotenoid yang sering ditemukan dalam darah manusia, antara lain alfa karoten, beta karoten, beta kriptoksantin, lutein, likopen dan zeaksantin. Namun, hanya tiga diantaranya, yaitu alfa karoten, beta karoten dan beta kriptoksantin yang dapat diubah menjadi retinol. Tidak semua beta karoten yang dikonsumsi akan dikonversi menjadi vitamin A dan penyerapan beta karoten dari usus tidak sebaik vitamin A.

Keratinoid termasuk di dalamnya adalah beta karoten memiliki fungsi sebagai antioksidan tubuh dengan cara berikut:

-      Meningkatkan kerja sistem imun sehingga meningkatkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit

-      Melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar ultraviolet

-      Melindungi mata dari kerusakan terkait usia

Tidak ada rekomendasi kebutuhan harian yang tetap untuk beta karoten. Hal ini dikarenakan beta karoten bukan merupakan nutrien esensial. Namun konsumsi 6-10 mg beta karoten per hari dari  sumber makanan dapat meningkatkan kadar beta keroten di dalam darah sampai jumlah yang dapat menurunkan risiko beberapa penyakit seperti kanker dan penyakit jantung. Pada hakikatnya mengonsumsi buah dan sayur sesuai jumlah asupan yang dianjurkan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan zat-zat karotenoid, sehingga secara umum suplemen tidak diperlukan. Berbeda dengan vitamin-vitamin lainnya, karotenoid diserap lebih baik dalam kondisi sudah dimasak. Hal ini dikarenakan karotenoid biasanya terdapat dalam sel-sel tumbuhan yang dindingnya tidak dapat dicerna tubuh. Memasak makanan sumber karotenoid yang biasanya berupa tumbuhan akan menghancurkan dinding sel ini sehingga lebih banyak karotenoid yang bisa diserap tubuh.

Apa yang terjadi jika kita mengonsumsi beta karoten berlebih?

Sebenarnya mengonsumsi makanan beta karoten dalam jumlah yang besar tidak menyebabkan keracunan. Bagaimanapun juga, mengonsumsi zat ini berlebihan dapat membuat kulit kita menjadi kuning atau oranye, perubahan ini dikenal dengan istilah pseudoikterus karotenosis atau karotenodermia yang bersifat sementara dan tidak berbahaya. Sebaliknya kekurangan beta karoten dan karotenoid lainnnya tidak menyebabkan gejala defisiensi apapun.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, tinggalkan komentar yaa