Wednesday, May 5, 2021

Tatalaksana Inflammatory Bowel Disease

 Tatalaksana Inflammatory Bowel Disease

5-aminosalisilic acid (5-asa)

      Memiliki efek antiinflamatorik

      Merupakan terapi untuk kolitis  ulseratif dan penyakit Chron aktif maupun inaktif untuk mempertahankan remisi

      Diserap di usus halus namun absorpsi kolon minimal

      Obat yang sering digunakan seperti sulfasalazine, mesalamine, dan  azo compounds.

      Efek sampingnya jarang tapi meliputi mual, ruam, diare, pankreatitis dan nefritis interstisial akut

Kortikosteroid

      Berbagai macam kortikosteroid intravena, oral dan topical digunakan dalam pengobatan IBD

      Memiliki manfaat pada tatalaksana jangka pendek penyakit sedang sampai berat

      Kortikosteroid intravena yang sering digunakan adalah hidrokortison atau metilprednisolon yang diberikan dengan infus kontinyu atau setiap 6 jam.

      Kortikosteroid oral yang sering digunakan adalah prednison dan metilprednisolon

      Efek samping dari penggunaan jangka pendek kortikosteroid meliputi perubahan mood, insomnia, dispepsia, penambahan berat badan, edema, peningkatan kadar glukosa darah, jerawat dan facies moon.

      Sedangkan efek samping jangka panjang meliputi osteoporosis, osteonekrosis dari caput femoris, myopati, katarak dan kerentanan terhadap infeksi.

      Suplementasi kalsium dan vitamin D harus diberikan pada semua pasien penerima terapi kortikosteroid jangka panjang.

      Sediaan topikal meliputie hidrokortison supositoria (100 mg),foam (90 mg), dan enemas (100 mg).

Immunomodulator

      Obat yang sering digunakan antara lain mercaptopurine dan azathioprine , digunakan  pada pasien yang dependen kortikosteroid dan berusaha untuk menurunkan  kortikosteroid untuk mempertahankan remisi pasien.

      Efek samping mercaptopurine dan azathioprine meliputi reaksi alergi (demam, ruam atau nyeri otot) dan reaksi non alergik seperti (mual, muntah, pankreatitis, hepatotoksisitas, supresi sumsum tulang, infeksi, dan risiko tinggi limfoma)

      Sedangkan methotrexate digunakan pada tatalaksana pasien IBD, terutama yang tidak toleran terhadap mercaptopurin.

      Methotrexate dapat diberikan secara intramuskular, subkutan atau oral

      Efek samping methotrexate meliputi mual, muntah, stomatitis, infeksi, supresi sumsum tulang, fibrosis hepatik dan pneumonitis mengancam nyawa.

      Tes darah lengkap dan faal hati lengkap harus dimonitor setiap 1-3 bulan.

      Suplementasi folat (1mg/hari) harus diberikan.

Terapi Biologis

      Menargetkan berbagai komponen sistem imun

      Agen biologis sangat efektif bagi pasien yang dependen kortikosteroid atau refrakter.

      Terapi anti-TNF, terdapat tiga antibodi monoklonal terhadap INF yang tersedia untuk tatalaksana IBD antara lain: infliximab, adalimumab, dan certolizumab. Ketiga agen tersebut mengikat dan menetralisasi TNF terikat membran maupun terlarut, sehingga mencegak stimulasi sel efektor. Saat terikat pada TNF terkait membran infliximab dan adalimumab dapat menyebabkan apoptosis dan lisis sel yang memproduksi TNF.

      Terapi anti-integrin, natalizumab merupakan antibodi moloklonal yang menargetkan α4-integrin, menurunkan leukosit yang bersirkulasi dan menurunkan inflamasi kronis. Natalizumab efektif terhadap induksi dan mempertahankan respons remisi pada pasien dengan Crohn disease.

Terapi bedah

      Indikasi utama pembedahan antara lain: tidak mempan terhadap terapi farmakologis, abses intra-abdominal, perdarahan masif, fistula perianal atau internal refraktori simptomatik, fistula perianal dan obstruksi intestinal.

      Tatalaksana bedah untuk kolitis ulseratif adalah total protocolectomy

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, tinggalkan komentar yaa