- Sleep Test
Tes ini dilakukan dengan cara mengistirahatkan pasien dengan mata tertutup selama 30 menit. Pada pasien myasthenia gravis terjadi perbaikan oftalmoparesis dan ptosis sementara. Selain itu, adanya kemunculan tanda ini kembali dalam kurun waktu 30-5 menit setelahnya memperkuat dugaan myasthenia gravis (Campbell, 2013; Nair, et al., 2014).
- Cogan Lid Twist Test
Tes ini dilakukan dengan cara meminta pasien melihat ke bawah selama kurang lebih 15 detik lalu mengembalikan mata ke posisi primer secara tiba-tiba. Pada pasien myasthenia gravis didapatkan kedutan cepat diikuti oleh penyimpangan palpebra superior ke arah bawah (Nair, et al., 2014).
- Lid Fatigability Test
Terjadi peningkatan ptosis setelah pasien melihat ke arah atas dalam jangka waktu tertentu (Nair, et al., 2014).
- Ice Test
Tes ini dilakukan dengan cara meletakkan icepack di atas kelopak mata pasien yang sedang tertutup selama 2 menit untuk kasus ptosis dan 5 menit untuk kasus oftalmoparesis. Akan tetapi, ptosis dan defisit motilitas okular harus diukur sebelum dan sesudah pemeriksaan. Tes dikatakan positif apabila palpebra superior terangkat setidaknya 2 mm dari posisi semula (Nair, et al., 2014).
Daftar Pustaka
Campbell, W.W., 2013. DeJong’s The Neurologic Examination Seventh Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer dan Lippincott Williiams & Wilkins.
Nair, A.G., et al., 2014. Ocular myasthenia gravis: A review. Indian Journal of Ophthalmology, 62(10), 985-991.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, tinggalkan komentar yaa