BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data dari WHO dan UNICEF (2017), prevalensi bayi yang mendapatkan ASI sampai usia 2 tahun secara global hanya mencapai 45%, jauh dari target yang ditentukan untuk tahun 2030 yaitu sebesar 60%. Pemberian ASI sangat penting karena dianggap sebagai sediaan paling cocok dan terbaik untuk bayi, tidak hanya karena kandungan nutrien seperti protein, lipid, karbohidrat, vitamin, mineral dan trace elements-nya, akan tetapi ASI juga mengandung komponen yang aktif secara biologis seperti imunoglobulin, leukosit, lisozim, laktoferin dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, ASI dipercaya dapat memberikan manfaat baik bagi bayi maupun ibunya (Anatolitou, 2012).
Manfaat pemberian ASI pada bayi antara lain: mencegah penyakit infeksi, menurunkan risiko sudden infant death syndrome (SIDS) pada tahun pertama kehidupan bayi, proteksi imun terhadap kelainan hiperraktivitas seperti asma, dermatitis atopik dan eczema, menurunkan risiko obesitas dan diabetes saat remaja dan dewasa, menurunkan risiko keganasan seperti leukemia limfositik akut dan leukemia myelositik akut, serta baik bagi perkembangan kognitif bayi. Selain itu pemberian ASI juga memberikan manfaat bagi ibu seperti menurunkan perdarahan saat nifas, mempercepat involusi uterus setelah persalinan, menurunkan risiko kanker payudara, mengurangi kehilangan darah saat menstruasi, sebagai kontrasepsi alami dan menurunkan risiko kanker ovarium (Anatolitou, 2012).
Saat ini dikenal istilah pemberian ASI eksklusif (exclusive breastfeeding). ASI eksklusif berarti bahwa bayi hanya mendapatkan nutrisi hanya dari ASI tanpa tambahan cairan atau makanan lain, termasuk air, dengan pengecualian larutan rehidrasi oral (ORS), vitamin, mineral atau obat. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sejak usia 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif dilatar belakangi manfaatnya terhadap kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan kognitif bayi yang optimal (WHO, 2013).
Prevalensi pemberian ASI eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 40% dengan target capaian 60% (WHO dan UNICEF, 2017). Sedangkan di Indonesia pada tahun 2012 prevalensi ASI eksklusif sekitar 40,9% (WHO, 2016). Pada tahun 2017 cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia meningkat menjadi 61,33% dan sudah mencapai target Renstra sebesar 44% dengan provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki persentase cakupan pemberian ASI eksklusif tertinggi, yaitu sebesar 87, 35% (KEMENKES RI, 2018). Di tingkat kabupaten/kota, Kota Mataram menempati posisi ketiga terendah untuk cakupan pemberian ASI eksklusif di NTB, yaitu sebesar 75,48% (DINKES NTB, 2017).
Pemberian ASI eksklusif dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengetahuan ibu, sikap positif, dan dukungan keluarga. Faktor yang paling dominan adalah faktor pengetahuan ibu (Septiani, Budi, dan Karbito, 2017). Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengetahu gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Pagesangan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif di Puskesmas Pagesangan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Pagesangan.
D. Manfaat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Pagesangan, khususnya bagi instansi pelayanan kesehatan.
Daftar Pustaka
WHO dan UNICEF, 2017. Global Breastfeeding Scorecard: Tracking Progress for Breastfeeding Policies and Programmes. Tersedia di: <http://www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/global-bf-scorecard-2017> [Diakses 17 Maret 2019]
WHO, 2016. Global Health Observatory data repository: Exclusive breastfeeding under 6 months Data by country. Tersedia di: <http://apps.who.int/gho/data/view.main.NUT1730> [Diakses 17 Maret 2019]
Anatolitou, F., 2012. Human milk benefits and breastfeeding, Journal of Pediatric and Neonatal Individualized Medicine, 1(1), pp.11-18.
WHO, 2013. Postnatal care of the mother and newborn. Tersedia di <http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/97603/1/9789241506649_eng.pdf?ua=1> [Diakses 17 Maret 2019]
Septiani, H., Budi, A., Karbito, 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui yang bekerja sebagai tenaga kesehatan. Aisyah: Jurnal Ilmu kesehatan, 2(2), pp. 159-174.
KEMENKES RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: KEMENKES RI
DINKES NTB, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017. Tersedia di <http://www.depkes.go.id/18_NTB_2017> [Diakses 17 Maret 2019]
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung, tinggalkan komentar yaa