Friday, June 19, 2015

Contoh Teks Anekdot dan Humor - Bahasa Indonesia



CONTOH TEKS ANEKDOT

“Senjata Makan Tuan”
            Seorang wartawan sedang meliput peristiwa kecelakaan. Karena banyak orang yang mengerumuni lokasi kecelakaan, wartawan tersebut tidak dapat menerobos untuk melihat korban dari dekat, seletah berpikir keras, wartawan tersebut dapat ide.
            “Minggir-minggir, saya ayah korban!” Ia berseru. “Saya minta jalan”
            Akhirnya benar saja, kerumunan itu membiarkan ia lewat. Semua mata terarah kepada wartawan tersebut. Si Wartawan pun GR, dalam hati, “Yess, akhirnya berhasil juga!”
            Ketika sampai di tengah kerumunan, ia terpana melihat ... SEEKOR ANAK MONYET tergeletak tak berdaya!

“Anggota Dewan yang Cerdas”
            Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR. Seorang anggota dewan yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu dan serba kikuk. Rupanya dia wakil dari daerah terpencil yang belum pernah bekerja di ruangan yang megah.
            Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya. Setelah dibuka, berdirilah di hadapannya dua orang dengan kopor besar dan segulungan kabel. “Wah... ini pasti wartawan TV yang mau mewawancarai aku...,” pikirnya dalam hati. Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon ia berkata, “Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil sidang hari ini...,” ungkapnya pada kedua orang tersebut.
            Kemudian, selang beberapa menit dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sesekali berkata dengan keras, “demi rakyat dan demi kepentingan rakyat, saya rela mengorbankan semuanya”
            Setelah selesai sambil meletakkan gagang telepon, dia berkata kepada dua orang tamunya tersebut. “Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai...,” kedua orang itu jelas tampak bingung dan saling memandangn satu sama lain. Akhirnya salah satu dari mereka berdua berkata, “Maaf pak... Kami datang kesini bukan untuk mewawancarai bapak, tapi kami ke sini mau memasang saluran telepon bapak...”
            “Ooh. Begitu, maaf pak...,” (malu sendiri sambil gigit jari)
            Akhirnya, anggota dewan itu pun mempersilahkan kedua tamunya itu masuk ke dalam ruangan.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, tinggalkan komentar yaa